Wednesday, 20 February 2019
Atas kinerja dan dedikasi seluruh jajaran manajemen opersional Pengelola DTW Tanah Lot tahun 2018, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menyampaikan apresiasinya. Sekaligus mengintruksikan agar pengelola DTW lebih bersyukur karena memiliki warisan leluhur yang sangat luar biasa, seperti Pura dan Pantai Tanah Lot, saat acara penyerahan secara simbolis Pahpahan hasil Pengelolaan DTW Tanah Lot tahun 2018 kepada 22 Desa Pekraman se-Kecamatan Kediri, di Wantilan Pura Luhur Pakendungan, Beraban, Tanah Lot, Kediri, Selasa, (19/2).
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Tabanan, I Wayan Miarsana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Tabanan, AA. Dalem Tresna Ngurah dan Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Tabanan, I Made Sukada, serta seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan dan para Bendesa Adat yang menerima Pahpahan.
Dijelaskannya bahwa, penyerahan Pahpahan hasil pengelolaan DTW Tanah Lot tahun 2018 ini merupakan anugerah bagi kita semua. “Ini anugrah yang sangat besar, di Daerah lain tidak punya yang seperti ini, satu-satunya di Tabanan yang mempunyai warisan leluhur yaitu Pura Tanah Lot yang menghasilkan dan memberikan berkah kepada masayarakat Tabanan. Astungkara kita harus bersyukur karena memiliki warisan leluhur yang sangat luar biasa. Ini harus dijaga, dirawat dan disyukuri,” ungkapnya.
Karena Dirinya menyadari, bahwa apapun itu kalau tidak ditata dan dirawat, tidak akan menghasilkan kebaikan. Untuk itu, Bupati Eka mengintruksikan kepada seluruh pengelola DTW Tanah Lot dan seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan agar terus meningkatkan kualitas, penataan, sarana dan prasarana di DTW Tanah Lot. Salah-satunya yang menjadi ganjalan adalah tentang penataan Pasar dan kebersihan lingkungan di DTW Tanah Lot. Untuk pelaksanaan dan anggaran harus melakukan koordinasi dan komunikasi yang intens antara pihak DTW dengan OPD terkait di lingkumgan Pemkab Tabanan.
“Jadi sekarang tinggal bagaiamana penataan DTW Tanah Lot kedepannya. Termasuk penataan pasar, itu sangat penting. Dengan maksud wisatawan bisa memandang pasar itu bagus dan nyaman, nanti tinggal diatur pelaksanaannya bagaimana dan anggarannya bagaimana. Bagaimanapun itu adalah salah satu pendukung dari adanya DTW ini. Orang datang pasti belanja dan tidak mungkin untuk melihat Pura saja tapi mereka berbelanja. Semua itu harus ditata dan dirancang, tentunya juga kita harus memperhatikan juga kebersihan lingkungan DTW,” jelasnya.
Disamping Penataan Pasar dan kebersihan lingkungan DTW, Bupati Eka juga mendorong pihak pengelola agar lebih memperkenalkan potensi kuliner yang ada di Tabanan. Dan tidak kalah pentingnya adalah Wisata kuliner. Bagaimana caranya agar wisatawan tidak hanya beli tiket, namun kita juga bisa mendapatkan pendapatan-pendapatan lain sepanjang mereka ada disini, salah satunya adalah belanja kuliner. Nanti bicarakan ini dengan Bumda tentang pelaksanaan teknis dan rancangannya. Cari pedagang-pedagang kuliner yang mempunyai kualitas makanan yang baik, sehingga nantinya kuliner di Tabanan bisa lebih di kenal oleh para wisatawan.
Selain itu, Bupati Eka juga mengintruksikan agar mempercepat penerapan E-Ticketing, sehingga pengelolaan manajemen di DTW Tanah Lot semakin efektif dan lebih efisien. “Di Tabanan nanti kita mau semua DTW di Tabanan pakai e-Ticketing agar lebih efektif dan efisien. Jangan duluan kita ketinggalan tapi duluan kita maju, yang lain tidak apa-apa ketinggal tetapi kita duluan harus maju. Buat yang bener, karena apa Tanah lot ini seperti gula dan dicari semut, apa-apa pasti akan mendapat pantauan masyarakat luas. Dan karena itu Saya gak mau salah, Saya mau bener kalau sudah bener pasti hasilnya baik. Jadi bener dulu dan hasilnya pasti baik,” bebernya.
Sementara Manajer Tanah Lot Toya Adnyana mengatakan untuk kunjungan wisata tahun 2018 mengalami penurunan sebanyak 3.335.882 yang sebelumnya tahun 2017 sebanyak 3.497.825. hal ini dikarenakan oleh kondisi alam yang terjadi, seperti gempa dan banjir di Jawa merupakan salah satu penyebab, sehingga sangat berpengaruh pada objek. “ Mudah mudahan pada tahun 2019 ini, Tanah Lot kembali exist serta tetap menjadi DTW yang menarik di mata wisatawan, yang mana kunjungan wisatawan didominasi oleh tamu asing,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya akan memaksimalkan pengembangan kawasan barat DTW Tanah lot yang belum maksimal, pengembangan wisata kuliner dan pementasan kesenian daerah. dengan begitu wisatawan merasa nyaman berkunjung dan tidak hanya melihat keindahan pantai dan sunset semata, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Dirinya juga berharap semua pihak khususnya Desa Adat se-kecamatan Kediri serta seluruh komponen pariwisata bersama-sama menjaga DTW Tanah Lot, sehingga memberikan keamanan kepada para wisatawan. “Kami berharap semua pihak khususnya komponen pariwisata untuk bersama-sama meningkatkan keamanan DTW Tanah Lot,” harapnya.
Mengenai turunnya kunjungan wisatawan pada DTW Tanah Lot seperti yang dijelaskan oleh pihak Manajemen, Bupati Eka menyarankan agar tetap bersyukur dengan apapun yang telah terjadi. “Tentunya kita juga harus bersyukur. Kenapa demikian, meskipun kunjungan tidak sesuai demngan target tapi tetap kunjungan itu tetap ada dan padat, jadi mereka tidak ada bosan bosannya datang ke Tanah Lot. Jadi sekarang tinggal bagaimana penataan DTW kedepannya,” himbaunya.