Saturday, 10 March 2018
Serangkaian ritual penyucian alam makro dan mikro digelar melasti, menjelang Hari Raya Nyepi. Prosesi ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di Tanah Lot, Kediri. Prosesi Melasti Desa Pakraman Beraban, Tanah Lot akan dilaksanakan hari Rabu, 14 Maret 2018 mulai pukul 15.00 wita, setidaknya melibatkan ratusan warga dari 15 banjar adat atau dusun. Karena itu, prosesi melasti ini berlangsung semarak dan menarik perhatian wisatawan. Bahkan sorenya, apalagi menjelang matahari terbenam, Tanah Lot dipenuhi umat Hindu yang melaksanakan ritual melasti. Prosesi setahun sekali itu tak pelak membuat kemacetan sepanjang jalur Tanah Lot.
Saat prosesi, warga yang mundut pratime dan arca sakral lainnya juga menyelupkan kakinya ke air laut. Hal itu sebagai simbol penyucian agar pelaksanaan Hari Raya Nyepi berlangsung tenang dan damai. Pratime merupakan benda sakral lambang pemujaan di setiap pura di masing-masing banjar adat di Desa Pakraman Beraban yang memang sangat disucikan. Saat prosesi yang juga semarak dengan umbul-umbul, payung, iringan tetabuhan gamelan tradisional bleganjur, juga disertai persembahan upakara dengan banten.
Warga Beraban menyatakan ritual penyucian itu meliputi dua hal, yakni penyucian “Bhuana Agung” atau alam semesta dan “Bhuana Alit” yang diterjemahkan sebagai jiwa raga. Ada 44 pura yang ada di Desa Pakraman Beraban, dimana masing-masing pura di sana mundut pratime-nya, sehingga bisa dibayangkan iring-iringan warga Beraban yang melaksanakan ritual melasti ke Tanah Lot. Prosesinya benar-benar meriah dan sangat ramai.
Melasti itu sudah dipersiapkan sejak 10.00 Wita di Pura Bale Agung, sebagai pusat pasamuan (pertemuan) Ida Bethara sebelum memargi (berjalan) ke Segara Kidul Tanah Lot. Semua warga Desa Pakraman Beraban mulai anak kecil sampai orang tua mengikuti prosesi melasti ini. Pemelastian ini diikuti 44 Pura yang ada di wilayah Desa Pakraman Beraban dan lima pralawat Barong.